كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). (Surah Ali `Imran: 110)

24 Juli 2012

ARTIS MASUK ISLAM 01






LIDYA PRATIWI



Jakarta Sungguh menarik menyibak kehidupan Lidya Pratiwi (19), artis sinetron yang tersandung kasus pembunuhan Naek Gonggom Hutagalung. Kehidupannya bagaikan cerita di layar kaca. Cantik, muda, sedang naik daun, penuh konflik, uang, kekerasan, cinta dan pencarian pada Tuhan. Untuk yang terakhir, Lidya Pratiwi dikenal sebagai mualaf. Mualaf adalah istilah untuk mereka yang baru saja memeluk agama Islam. Bagaimana seluk beluk Lidya kesengsem menjadi Muslimah? Salah seorang yang mengetahuinya adalah Huttaqi. Dia adalah pengarang buku "Jangan Ditunggu! Isa Bin Maryam Tidak Akan Turun di Akhir Zaman!" Huttaqi meluncurkan karyanya di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, pada17 April 2006.

Sejumlah narasumber beken diundangnya, termasuk Lidya Pratiwi. Di undangan, nama Lidya Pratiwi diberi embel-embel Artis Mualaf. "Dia bilang itu (masuk Islam) adalah keinginan dia, bukan keinginan orang lain," ujar Huttaqi pada detikcom, Selasa (16/5/2006) pukul 13.00 WIB. Dalam peluncuran buku Huttaqi, Lidya didaulat menceritakan pengalamannya menjadi seorang mualaf. Dengan mengenakan kerudung warna hijau, Lidya bercerita bahwa keluarganya menyerahkan keputusan menjadi mualaf kepada dirinya sendiri.

Keluarga Lidya memang terbuka dalam masalah ini. "Mereka juga mengetahui soal kepindahan agama Lidya. Setelah pindah agama juga tidak diam-diaman," lanjut Huttaqi. Sebenarnya Lidya juga bercerita dari mana dirinya mengenal Islam dan kemudian belajar mendalaminya. Namun, Huttaqi sudah lupa apa yang diceritakan Lidya. Saat itu perhatiannya terfokus untuk menjawab pertanyaan audiens tentang bukunya. "Judulnya kan kontroversial, jadi pasti banyak pertanyaan," jelasnya.

Lidya hadir sebagai narasumber dalam acara Huttaqi atas usulan panitia penyelenggara. Saat itu Huttaqi memang membutuhkan artis mualaf sebagai ice breaker acara, agar acara tidak menjadi terlalu serius. Pilihan pertamanya adalah Tamara Bleszynski dan Dian Sastro. Tamara ternyata memiliki kesibukan dan panitia tidak mendapatkan akses untuk menghubungi Dian Sastro. Panitia akhirnya mendapatkan Lidya yang bisa mengisi acara. "Pertimbangannya memang akses, saya tidak ada referensi khusus. Siapa pun yang bisa mengisi acara saya, saya setuju," tandas Huttaqi.                                                       


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar